Kazakhstan, Kekuatan Baru Sepakbola Eropa Timur
|
Nama Kazakhstan memang terdengar cukup asing bagi para penikmat sepak bola dunia. Namun siapa sangka, negara terluas ke-9 di dunia ini sedang mengalami peningkatan drastis di dunia sepak bola. Kazakhstan saat ini berhasil melompat 36 tingkat di ranking FIFA dalam delapan bulan terakhir!
Agustus ini, Kazakhstan berada pada posisi 96 FIFA, naik satu peringkat dari bulan sebelumnya. Padahal pada Februari lalu, negara pecahan Soviet terbesar kedua (setelah Rusia) ini menempati peringkat 131.
Melesatnya posisi Kazakhstan bukan tanpa alasan. Sejak Maret lalu, Kazakhstan tidak pernah mengalami kekalahan dalam laga internasional mereka. Terakhir kali mereka kalah 1-0 oleh Azerbaijan dalam laga persahabatan di bulan Maret.
Pada awal kemerdekaan Kazakhstan di tahun 1991, mereka sempat memilih Asian Football Confederation (AFC) sebagai kiblat sepakbola mereka. Namun pada awal 2000-an, mereka memutuskan untuk bergabung ke UEFA.
Keberhasilan timnas salah satu negara pecahan Uni Soviet ini juga disokong oleh berkembangnya klub-klub lokal mereka. Salah satunya adalah Astana yang berhasil mencuri perhatian usai lolos ke fase grup Liga Champions Eropa pada musim lalu. Astana berhasil lolos usai melewati dua fase kualifikasi, dan mengubur impian tim-tim langganan UCL yang mereka hadapi.
Astana merupakan salah satu tim dengan penyumbang pemain terbesar bagi tim nasional mereka. Tercatat ada enam pemain mereka yang bermain bagi timnas Kazakhstan dalam pertandingan melawan Tiongkok beberapa waktu lalu.
“Di negara kami, sepakbola merupakan olah raga nomor satu. 80% rakyat kami memilih sepakbola sebagai media berolah raga.” ujar Yerlan Kozhagapanov, presiden Federasi Sepakbola Kazakhstan (KFF).
“Kami mempunyai ambisi besar. Pemain muda kami ingin menjadi juara dan terkenal seperti pemain eropa lainnya. Masa depan kami terlihat cerah.” tambahnya.
Sepak terjang Kazakhstan patut dinantikan publik sepak bola dunia, terutama Eropa. Kazakhstan kini mempunyai target lolos ke putaran final Piala Dunia 2018 di Rusia, yang notabene merupakan ‘tanah’ yang mereka pernah pijak saat masih bergabung dengan Uni Soviet.
Next : Ancelotti Menunjuk Anaknya sebagai Asisten Pelatih Bayern